TUGAS BIOGEOGRAFI
PERSEBARAN
BERUANG MADU
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Biogeografi
Dosen
Pengampu: Gunardo R.B., M.Si.
Oleh:
Rukmi
Arumbi 10405241028
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2011
PERSEBARAN
BERUANG MADU
Beruang
madu merupakan
spesies beruang terkecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang
madu yang suka menyukai sarang lebah (anak lebah dan madunya) sebagai makanan
favoritnya ini merupakan binatang khas (fauna identitas) provinsi Bengkulu.
Binatang pemakan madu ini juga menjadi maskot kota Balikpapan.
A. Definisi
Beruang Madu
Beruang madu dalam bahasa latin
disebut Helarctos malayanus dan
dalam bahasa Inggris disebut sebagai Malayan
Sun Bear atau Sun Bear. Spesies beruang terkecil ini merupakan satwa
yang dilindungi dari kepunahan secara International. Oleh IUCN Red List,
binatang pemakan lebah dan madu yang pandai memanjat ini dalam status konservasi di kategorikan sebagai “Rentan”
(Vulnerable; VU).
Klasifikasi ilmiah dari beruang madu
adalah sebagai berikut:
Kingdom
|
:
|
Animalia
|
Phylum
|
:
|
Chordata
|
Class
|
:
|
Mammalia
|
Order
|
:
|
Carnivora
|
Familiy
|
:
|
Ursidae
|
Genus
|
:
|
Helarctos
|
Species
|
:
|
Herarctos malayanus
|
Secara etimologis Helarctos berasal
dari bahasa Yunani yaitu “hela” yang berarti matahari dan “arcto” yang berarti
beruang sehingga Helarctos berarti sun bear (Beruang matahari) penyebutan sun
bear berdasarkan adanya corak putih pada bagian dada yang terlihat seperti matahari (Fitzgerald
dan Krausman, 2002). Beruang madu juga disebut Ursus malayanus (Meijaard,
2004). Terdapat beberapa nama populer untuk beruang madu yaitu Malayan sunbear
(Fitzgerald dan Krausman, 2002), Malayan bear (Fetherstonhaugh,1940, 1948),
Malay bear (Davis 1958) dan Sun bear (Corbet dan Hill, 1992).
Jika beruang
jenis lain, seperti yang terdapat di Benua Amerika, sangat mudah beradaptasi
dengan lingkungan bukan hutan, seperti
perkotaan atau perkampungan. Maka justru beruang madu sebaliknya. Kawanan H.
malayanus sangat pemalu. Bahkan dengan penciumannya yang tajam, beruang
madu juga berusaha untuk menghindar
bertemu manusia.
Adapun ciri-ciri fisik beruang madu
adalah:
a.
Beruang madu mempunyai panjang tubuh sekitar 1,4 meter
dengan tinggi punggungnya sekitar 70 cm. Pernah juga dijumpai hingga mencapai 110-140 cm (berdiri dari kaki hingga
kepala). Beruang
madu dewasa mempunyai berat tubuh antara 50-65 kg, sedangkan di dalam kurungan beratnya bisa lebih ringan. Dengan
ukuran tubuh ini, menjadikan Beruang madu sebagai beruang terkecil diantara
jenis-jenis beruang lainnya yang terdapat di dunia Bandingkan dengan bobot tubuh jenis beruang terbesar di dunia yaitu
Beruang Kutub yang bisa mencapai 800 kg.
b.
Bulu beruang madu pendek,
mengilau, dan pada umumnya berwarna hitam ( namun terdapat
pula yang berwarna coklat kemerahan maupun abu-abu).
c.
Hampir setiap beruang madu mempunyai
tanda unik di dadanya yang
berbentuk “V” (warnanya biasanya kuning, oranye atau putih dan
kadang- kadang bertitik-titik)
d.
Hidung dari beruang madu relatif lebar
tetapi tidak terlalu moncong dan berwarna lebih cerah dari warna
dadanya.
e.
Beruang madu mempunyai kuku yang panjang-panjang dan
terdiri dari masing-masing lima pada sepasang kaki depan dan belakang. Tangannya
relatif besar dibandingkan dengan ukuran badan. Lengan depannya yang melengkung
ke dalam, telapak yang tidak berbulu, dan kuku yang panjang,membuatnya dapat
teradaptasi memanjat pohon.
f.
Mata berwarna cokelat atau biru.
g.
Kepalanya relatif besar sehingga dapat
menyerupai anjing, kupingnya kecil- bundar dan dahinya yang penuh daging
terkadang tampak berkerut.
h.
Mempunyai lidah yang panjang ( paling
panjang dari semua jenis beruang yang ada).
i.
Beruang Madu
memiliki penglihatan dan pendengaran yang kurang peka. Namun kekurangan itu
ditutupi oleh penciumannya yang sangat tajam hingga mencapai radius 100 m. Dengan
penciuman yang sangat tajam tersebut, beruang madu dapat mencium bekas injakan
satwa lain ataupun manusia.
j.
Tergantung pada spesiesnya, beruang
dapat memiliki 32 hingga 42 gigi. Gigi beruang tidak dikhususkan untuk membunuh
mangsa mereka.Gigi taring beruang relatif kecil dan umumnya digunakan untuk
pertahanan diri atau alat. Gigi geraham beruang lebar, datar dan digunakan
untuk memotong dan menggiling tumbuhan menjadi potongan lebih kecil yang dapat
dicerna.
Beruang madu
aktif di malam hari atau disebut juga
dengan makhluk nokturnal,
mereka menghabiskan waktu di tanah dan memanjat pepohonan
untuk mencari makanan. Kecuali betina dengan anaknya,
beruang madu umumnya bersifat soliter.
Dalam satu hari seekor beruang madu berjalan rata-rata 8 km untuk mencari
makanannya. Sifatnya pemalu, hidup penyendiri, aktif di siang hari dengan
kebutuhan wilayah jelajah yang luas.
Pada
semua spesies beruang, jantan lebih besar daripada betina. Perbedaan antar
jenis kelamin ini, semakin besar pada spesies yang lebih besar. Beruang kutub
jantan berbobot dua kali lebih besar daripada betinanya, sedangkan jantan
spesies beruang yang lebih kecil berbobot hampir sama dengan betinanya.
Dalam
kondisi liar, usia hidup spesies beruang terkecil ini dapat mencapai sekitar
25 tahun hingga 40 tahun. Beruang yang hidup di hutan lebih cepat mati daripada
mereka yang hidup di kebun binatang. Binatang pemakan madu ini mampu
bereproduksi sepanjang tahun. Beruang madu mengandung selama 96 hari, dan
menyusu selama 18 bulan. Jumlah bayi
yang dapat dilahirkan rata-rata mencapai tiga ekor. Beruang
madu mencapai
kematangan seksual setelah berumur 3-4 tahun. Beruang madu
tidak mempunyai musim kawin tertentu, mungkin karena musim buah dan
ketersediaan makanan di alam sangat bervariasi. Beruang madu melahirkan di
dalam batang kayu yang berlubang atau gua kecil dimana anak beruang dilindungi.
Beruang madu betina hanya memiliki 4 puting susu dibandingkan jenis beruang
lain yang biasanya melahirkan beberapa ekor anak dan mempunyai 6 puting susu.
Beruang Madu memiliki penampilan yang nampak kaku, namun ia
dapat bergerak dengan kecepatan hingga 48 kilometer per
jam dan memiliki tenaga yang sangat kuat. Beruang juga dapat
bergerak dengan fleksibel dan lincah. Beruang madu dapat berjalan dengan sangat
diam, sehingga gerakannya tidak kedengaran.
Beruang madu melahirkan di dalam
batang kayu yang bolong atau gua kecil dimana anak beruang dilindungi, sehingga
cukup besar untuk mengikuti induknya dalam aktivitas sehari-hari. Beruang madu
betina hanya memiliki 4 puting susu dibandingkan jenis beruang lain yang
biasanya melahirkan beberapa ekor anak dan mempunyai 6 puting susu.
B. Lokasi
Beruang madu
dapat ditemukan di daerah hujan tropis Asia Tenggara. Beruang madu di masa lalu diketahui
tersebar hampir di seluruh benua Asia, namun sekarang menjadi semakin jarang akibat
kehilangan dan fragmentasi habitat. Hutan hujan tropis tumbuh di dekat garis
equator, dimana iklim sepanjang tahun hangat dan basah. Sebagian besar hutan
ini tumbuh di lembah sungai Amazon, lembah sungai Kongo, dan di wilayah Asia
Tenggara.
Hutan hujan tropis paling banyak memiliki keragaman
pohon, sekitar 100 species bisa tumbuh pada wilayah seluas 2,6 km2. Sebagian besar pohon
berdaun lebar dan selalu hijau sepanjang tahun, terdapat juga pohon palm dan
paku-pakuan. Kebanyakan hutan pohonnya membentuk tiga lapisan selubung
(canopy). Canopy paling atas dapat mencapai ketinggian 46 meter, tumbuhan yang
melebihi canopy di sebut emergent. Tumbuhan understory membentuk lapisan
selubung ke dua.
Lapisan semak
belukar dan tumbuhan herbal sangat tipis karena sinar matahari terhalang oleh
lapisan canopy. Seringkali beberapa tanaman merambat dan menumpang lainnya
menempel di cabang-cabang pohon lapisan canopy, sehingga dapat menyerap sinar
matahari secara penuh.
Sebagian
besar binatang hutan hujan tropis juga hidup pada lapisan canopy, dimana mereka
dapat menemukan makanan yang sangat berlimpah. Kondisi hutan yang demikian
sangat mendukung Beruang Madu untuk dapat hidup dengan baik.
C. Persebaran
dan Habitat
Penyebaran
beruang madu terlihat di sebagian Asia Selatan
dan Asia Tenggara, yaitu: India bagian timur, bagian utara
Birma, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, Brunei
Darrusalam, Kalimantan dan Sumatera.
Ada catatan historis yang menunjukkan bahwa beruang madu dulu terdapat di
Tibet, Bangladesh, dan beberapa wilayah di Hindia dan Cina dan di Pulau Jawa.
Namun demikian, persebaran beruang madu telah sangat mengecil sejak jaman dulu
dikarenakan kehilangan habitat dan perburuan. Beruang madu telah dianggap punah
di Tibet, kemungkinan punah di Hindia bagian timur (namun perlu dipastikan) dan
Bangladesh. Kemungkinan besar bahwa di Cina bagian selatan sisa populasi
tinggal sedikit ataupun sudah punah.
Beruang Madu terdapat di hutan rimba. Habitatnya adalah hutan-hutan dataran rendah (lowland), hutan perbukitan
dan perbukitan atas sampai ketinggian 1500 mdpl, tetapi kadang-kadang berada di
tempat yang lebih tinggi hingga mencapai ketinggian 2300 mdpl.
H. malayanus hidup di permukaan tanah dan pada pepohonan yang tinggi. Sarangnya terbuat dari
dahan-dahan kecil yang terletak di permukaan tanah, sering digunakan untuk
tidur, berjemur dan beristirahat pada siang hari. Biasanya letaknya lebih dekat
ke batang pohon dan kurang tersusun rapi. Di tempat-tempat yang lebih rendah,
beruang ini kadang-kadang membuat sarang yang agak mirip dengan sarang
orangutan, tetapi lebih kecil dan kurang rapi.
D. Interaksi
Beruang
madu merupakan “omnivore”, yang berarti memakan banyak jenis makanan. Makanan
utamanya adalah serangga (terutama rayap, semut, larva kumbang dan kecoak
hutan). Yang kedua adalah banyak jenis buah-buahan, apabila tersedia. Kalau
beruang bisa dapat mereka sangat suka dengan madu, terutama dari jenis kelulut (stingless
bees). Terkadang memakan bunga tertentu. Rumput dan daun hampir tidak pernah
dimakan. Di pinggiran hutan beruang terkadang memakan umbut jenis-jenis palem,
dan kemungkinan terkadang memakan jenis mamalia kecil dan burung. Kukunya yang
panjang, tajam dan melengkung memudahkan beruang madu untuk menggali tanah,
membongkar kayu jabuk, dan rahangnya yang sangat kuat membuat beruang sanggup
membongkar kulit kayu guna mencari serangga dan madu. Dengan lidah panjangnya
mereka mengambil makanan yang lobang-lobang yang dalam. Dalam satu hari seekor
beruang madu berjalan rata-rata 8 km untuk mencari makanannya.
Cara Beruang Madu ini mengambil madu cukup unik dan berani. Setelah
menemukan sebuah sarang lebah dengan penciumannya yang tajam, ia akan
menghantamnya beberapa kali dengan kuku cakar pada kaki depannya hingga sarang
lebah tersebut rusak dan robek. Kalau sudah begini lebah-lebah dalam sarang
akan segera menyerang beruang. Namun bulu tebal yang dimilikinya mampu
melindungi tubuhnya dari sengatan lebah-lebah itu hingga akhirnya pergi menjauh
meninggalkan sarangnya. Kemudian beruang bebas memakan larva lebah yang
tertinggal dan menjilati madunya dengan lahap hingga habis. Jadi, mereka dapat
dengan mudah mendapatkan madu tanpa masalah.
Hutan
hujan tropis merupakan habitat utama beruang madu. Kayu hutan tersebut dinilai
tinggi oleh manusia, dan sedang dikonversikan dengan cepat ke hutan sekunder,
perkebunan, pertanian, peternakan dan pemukiman. Malaysia dan Indonesia
merupakan pengekspor kayu keras tropis terbesar di dunia dan kebanyakan ekspor
tersebut berasal dari habitat beruang madu sehingga habitatnya berkurang.
Walaupun dampak spesifik terhadap persebaran, kepadatan dan jumlah populasi dan
kesediaan makanan belum diketahui dengan pasti namun sudah dapat dipastikan
bahwa dampaknya negatif. Kegiatan manusia yang diuraikan di atas menggantikan
hutan dataran rendah yang asli dengan hamparan lahan yang tidak dapat
dimanfaatkan beruang madu. Habitat yang dibutuhkan beruang menghilang termasuk
tumbuhan, serangga dan makanan lain yang dibutuhkan beruang. Oleh karena
makanan aslinya sudah tidak ada, terkadang beruang madu memakan tanaman
pertanian, terutama umbut kelapa, sehingga tanaman tersebut mati. Mereka
biasanya berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka
mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk memudahkan
dalam membuat sarang.
Tidak seperti beruang yang hidup di
iklim dingin dengan empat musim, Beruang Madu tidak melakukan hibernasi, karena
makanan tersedia sepanjang tahun. Bayi-bayi beruang madu lahir dalam keadaan buta, tidak bergigi dan tidak berbulu. Pertumbuhan
gigi selesai pada umur kira-kira 18 bulan. Jadi selama itu pula induk beruang
menyusui dan melindungi mereka. Bayi-bayi tersebut juga tidak akan pernah
meninggalkan gua atau sarang, namun jika sesekali bayi-bayi itu harus pergi
meninggalkan gua atau sarang, maka induknya akan selalu melindungi mereka. Jika
tidak, bayi-bayi tersebut mungkin akan terbunuh oleh satwa buas atau beruang
jantan. Anak beruang tetap bersama induknya sampai hampir mencapai dewasa. Pada
masa-masa tersebut induk beruang banyak sekali kehilangan bobot tubuhnya, namun
demikian ia tetap dapat bertahan hidup.
Di alam liar Beruang Madu tergolong sebagai satwa buas yang memiliki
kebiasannya menyerang mendadak tanpa peringatan sebelumya. Sifat ini membuatnya
sangat ditakuti oleh masyarakat setempat, bahkan lebih ditakuti dibandingkan
dengan harimau. Sesungguhnya bahaya utama dari beruang madu karena ia lebih
mudah terkejut ketika mengembara di tengah hutan. Dan beruang yang terkejut,
meskipun kecil, bisa menjadi beruang yang berbahaya. Pada
wilayah yang telah diganggu oleh manusia, mereka cenderung akan merusak lahan
pertanian, menghancurkan pisang, pepaya atau tanaman kebun lainnya.
E. Manfaat
Apabila
beruang madu memakan buah, bijinya ditelan utuh-utuh, sehingga tidak rusak.
Setelah buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran tersebut mulai tumbuh
sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar
tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan
banyak jenis lain. Perilaku mencari makan yang lain seperti pembongkaran sarang
rayap di tanah, kayu jabuk dan batang pohon hidup untuk mendapatkan madu,
bermanfaat bagi jenis satwa yang lain pula. Banyak burung yang ikut memakan
serangga apabila beruang sudah membongkar sarang atau kayu jabuk dan
pembongkaran kayu menyediakan lobang di batang pohon yang sering dimanfaatkan
satwa lain untuk berlindung ataupun berkembang-biak. Perilaku menggali dan
membongkar juga bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian dan daur ulang
yang sangat penting untuk hutan hujan tropis.
Sebagian
orang percaya, empedu beruang madu yang pahitnya luar biasa sangat berkhasiat
untuk menambah vitalitas tubuh dan menambah daya tahan tubuh dari berbagai
penyakit. Empedu beruang madu biasa dibuat untuk berbagai obat-obatan China. Secara
tradisional, empedu beruang madu ditelan langsung dan kalau susah bisa dibantu
pisang saat menelannya. Ketika belum ada minuman penambah energi, empedu
beruang madu menjadi
konsumsi favorit para pekerja yang membutuhkan tenaga kuat, seperti
kuli angkut di pelabuhan atau pekerja di perusahaan kayu. Masyarakat juga meyakini empedu beruang madu sebagai obat untuk luka dalam akibat patah tulang, terkilir dan kecelakaan ringan.
konsumsi favorit para pekerja yang membutuhkan tenaga kuat, seperti
kuli angkut di pelabuhan atau pekerja di perusahaan kayu. Masyarakat juga meyakini empedu beruang madu sebagai obat untuk luka dalam akibat patah tulang, terkilir dan kecelakaan ringan.
F. Prediksi
Ancaman
kepunahan terhadap beruang madu cukup memprihatinkan. Beruang madu banyak
diburu orang karena punya nilai jual cukup tinggi. Yang sering kali
diperjualbelikan di pasar gelap antara lain empedu, daging dan bulu dewasa.
Selain itu juga Beruang madu dewasa maupun anak-anak yang dijual sebagai
binatang peliharaan. Beruang madu juga tidak lepas dari pembunuhan akibat
peningkatan konflik antara beruang dengan manusia di pinggir hutan
Ancaman terbesar bagi kehidupan
kawanan Beruang Madu di Kalimantan dan Sumatera adalah kerusakan hutan dan
manusia sebagai pemangsa utamanya. Dampak kebakaran dan pembabatan hutan tidak
terkendali yang melanda hutan-hutan di Sumatera dan Kalimantan, menyebabkan
populasi H. malayanos terancam kepunahan. Ini, karena satwa langka
tersebut sulit bertahan, mengingat ia hanya hidup di hutan tropis basah dataran
rendah (lowland). Sedangkan kerusakan hutan tersebut akibat kebakaran dan
penebangan liar hampir terjadi setiap tahun. Ditambah lagi tingkat
ketergantungannya dengan hutan tropis basah dataran terendah sangat tinggi.
Beberapa beruang pernah ditemukan mati kelaparan akibat hutannya habis
terbakar. Ini membuktikan bahwa satwa tersebut hanya hidup di kawasan hutan
yang benar-benar alami.
Penyusutan populasi satwa ini
sangat drastis dan makin sulit ditemukan di hutan Kalimantan dan Sumatera
karena kerusakan hutan yang juga semakin parah. Mereka kini hidup dalam
hutan-hutan yang terpisah-pisah. Keadaan ini sangat buruk. Mereka terancam
dibunuh karena terpaksa harus mencari makan ke perladangan penduduk. Selain
itu, populasi mereka sulit berkembang, sebab perkembangan habitat yang baik
sedikitnya harus berada dalam satu kawasan hutan yang luas dengan jumlah
beruang madu mencapai 500 ekor.
Beruang madu (Helarctos malayanus),
keberadaannya terus menyusut. Namun bukan perkara gampang menambah jumlahnya.
Tak hanya karena luas habitatnya berkurang akibat penambangan batubara di
Kalimantan Timur, namun satwa ini pun juga seperti enggan bereproduksi jika
luas wilayahnya terus menyusut. Ada sifat beruang madu yang unik, yakni tidak
atau menahan untuk punya anak jika merasa anaknya nanti tak mendapat luas area
jelajah yang sesuai. Hal tersebut diungkapkan oleh Caecilia Nurimpi Kanasari,
Kepala Divisi Pendidikan Lingkungan Hidup di Kawasan Wisata Pendidikan
Lingkungan Hidup (KWPLH), Balikpapan, Kaimantan Timur.
Sejak tahun
1994, Beruang madu (Helarctos Malayanus) di kategorikan dalam status
konservasi “Rentan” (Vulnerable; VU) yang berarti spesies ini sedang
menghadapi risiko kepunahan
di alam liar. Selain itu binatang pemakan madu ini juga telah dimasukkan dalam
CITES Apendix I sejak tahun 1979.
Untuk
mencegah ancaman kepunahan, salah satunya yang dilakukan oleh Yayasan Semboja
Lestari yang bekerja sama dengan BOS (Balikpapan Orangutan Survival) yang
membuat tempat perlindungan beruang madu (Helarctos malayanus) di Kutai
Kertanegara, Kalimantan Timur. Areal seluas 58 ha ini menjadi tempat penampungan
beruang madu hasil sitaan dari masyarakat.
Di
Indonesia beruang madu dilindungi UU sejak 1973 (SK Mentan) diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah no.8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan
Satwa Liar.
LAMPIRAN
Sumber
Hai kak yuk di cek , disini nih https://members.webs.com/s/sitebuilder/pages/358786095/.
BalasHapus